Visit our website koencinema.id & koencinema.com
Follow our Instagram @koencinema
Call/SMS/WA +6285745000109
Email [email protected]

Video CSR Ekowisata Mangrove Kepiting

Client: Pertamina
PH: KOEN Cinema Indonesia

Program DEWI SARI (Kemandirian Ekowisata Wanasari) merupakan salah satu program CSR yang dimulai tahun 2010 dan Pada tahun 2017 sudah menjadi mitra DPPU Ngurah Rai. Kelompok binaan pada program ini adalah kelompok nelayan wanasari yang beranggotakan 92 orang. Saat ini kelompok nelayan Wanasari telah berhasil mengembangkan kawasan ekowisata wanasari dan restoran kampoeng kepiting. Berbagai inovasi kegiatan telah banyak diciptakan oleh kelompok wanasari untuk mendukung terciptanya kawasan ekowisata wansari, kegiatan tersebut antara lain adalah paket wisata untuk paddle cano, touring cano dan fishing in mangrove.

Kelompok nelayan wanasari adalah sekumpulan orang yang peduli akan kelestarian lingkungan, sehingga untuk mengembangkan kawasan ekowisata kelompok ini tidak luput untuk menciptakan kegiatan pelestarian mangrove di area ekowisata wanasari. Kegiatan pelestarian mangrove tersebut mulai dari pembibitan mangrove sampai penanaman mangrove. Jumlah lahan yang telah ditanami mangrove sejak tahun 2010 sampai tahun 2017 mencapai 10 ha, dengan peningkatan 4 hektar lahan yang ditanami mangrove dari dukungan DPPU Ngurah Rai. 

Kelompok Wanasari telah berhasil mengembangkan kawasan ekowisata wanasari sejak tahun 2014 dan didukung penuh oleh DPPU Ngurah Rai. Bentuk dukungan yang diberikan antara lain. Pembangunan jogging track sepanjang 400 meter, pembangunan gazebo, supporting budidaya kepiting bakau, dan bachmarking kampoeng kepiting. Kelompok wanasari pada tahun  2017 telah menjadi kelompok binaan yang mandiri karena telah memenuhi setiap aspek kemandirian program CSR DPPU Ngurah Rai. Salah satunya adalah peningkatan pendapatan kelompok. Kelompok wanasari setiap bulannya mendapatkan omzet 300 juta dari kegiatan wisata mangrove dan restoran kampoeng kepiting. Pendapatan yang paling tinggi dari kegiatan ekowisata wanasari tersebut diperoleh dari aktivitas restoran kampoeng kepiting. Ekowisata wanasari pada tahun 2017 menjadi salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) di provinsi Bali.

PROBLEM dan POTENSI Ekowisata Mangrove Kepiting

  • Ekosistem Mangrove di pesisir pantai yang semakin tergerus karena tidak dirawat dan tidak dikembangkan, sehingga mengakibatkan penurunan jumlah ikan dan kepiting bakau yang ada di perairan pesisir dan laut dangkal. Hal tersebut menyebabkan nelayan harus berlayar ke laut lepas yang jaraknya beratus kilometer dari bali bahkan ada yang mencari ikan sampai ke selat bali atau selat Lombok.
  • Jauhnya jarak berlayar nelayan Tanjung Sari semakin menambah pengeluaran nelayan untuk bahan bakar jukung/perahu.
  • Kelompok nelayan menjadi kurang produktif dan tidak ada peningkatan pendapatan.

PROSES DAN SOLUSI

  • Menggalakkan kegiatan pelestarian mangrove di area pesisir, mulai dari pembibitan mangrove sampai penanaman mangrove.
  • Melakukan survey dan penelitian terhadap kondisi perairan pantai serta penentuan kawasan yang cocok untuk ekowisata dan budidaya.
  • Memberikan bantuan keramba apung dan bibit ikan kepada nelayan agar bisa meningkatkan pendapatan melalui usaha pengembangan budidaya ikan kerapu dan kepiting bakau.
  • Mengembangkan kawasan ekowisata wanasari dan restoran kampoeng kepiting.
  • Mengolah limbah cangkang kepiting menjadi pakan burung.
  • Pembangunan jogging track sepanjang 400 meter, pembangunan gazebo, supporting budidaya kepiting bakau, dan optimalisasi kampoeng kepiting.
  • Membuat kegiatan pariwisata, antara lain paket wisata untuk paddle cano, touring cano dan fishing in mangrove.

DAMPAK POSITIF

  • Peningkatan secara drastis luasan lahan yang ditumbuhi Mangrove, sehingga daerah pesisir menjadi lestari.
  • Kelompok nelayan setiap bulannya mendapatkan omzet 300 juta dari kegiatan wisata mangrove dan restoran kampoeng kepiting.
  • Kelompok Nelayan tidak perlu berlayar jauh untuk mencari ikan.
  • Kelompok nelayan memiliki tambahan pendapatan dari hasil budidaya ikan kerapu.

KATA KUNCI dan NORMA BUDAYA yang menarik untuk diangkat

  • Kelompok nelayan adalah sekumpulan orang yang peduli akan kelestarian lingkungan.
Kondisi hutan mangrove (bakau) di Kelurahan Tuban mengalami kerusakan yang parah
Sangat memprihatinkan sebelum adanya ekowisata ini
Nelayan tradisional tidak lepas dari menghancurkan alam dan mengeksploitasi alam

Setelah ada jalan Tol, pendangkalan sangat keras di Teluk Benoa
Maka dari itu, nelayan-nelayan yang mencari ikan harus sampai ke laut jauh
Limbah-limbah pengaspalan meracuni air, banyak ikan kami mati

Setelah bergandengan tangan dengan CSR Pertamina DPPU Ngurah Rai
Yang tadinya hanya menangkap ikan, menjaring ikan, dan memancing
Kita tambah dengan konsep budidaya kepiting
Pendapatan kami menjadi meningkat

Pertamina sudah membantu kita untuk pengadaan Tracking
Panggung Terapung dan Unit Gazebo
Keramba untuk berbudidaya kepiting

Limbah cangkang kepiting kita olah
Ada yang untuk dijadikan pakan burung
Program yang kita buat seperti ekowisata kano
Ada juga program memancing kepiting
Kepiting untuk membuat masakan atau kuliner
Kita ajak juga menanam bakau sambil kita memberikan edukasi

Setelah adanya ekowisata kita melakukan perbaikan-perbaikan
Dengan mengajak kelompok nelayan melakukan penanaman dan perawatan
Setelah sukses dengan program ekowisata kampung kepiting

PT Pertamina DPPU Ngurah Rai mengembangkan dan memberdayakan masyarakat lain
Kelompok nelayan tanjung sari di Desa Kelan
Dengan program berupa budidaya ikan keramba

CSR Pertamina DPPU Ngurah Rai memberi kita keramba apung
Bibit ikan yang direkomendasikan adalah Ikan Kerapu
Karena habitat laut disini memang Ikan Kerapu yang cocok
Perkembangan ikan sangat maju, sangat bagus, dan sehat semua
Jadinya harapan nelayan sangat besar lagi
Untuk membudidayakan ikan di keramba jaring apung lagi

Jadi bagaimana kita bisa melestarikan dan meregenerasi
Agar hutan ini dilindungi oleh generasi bangsa
Masyarakat nelayan kita jangan lagi menebang pohon bakau
Agar alam ini bisa lestari

Gimbal Setup
Shot with Sony A7s + Sony A7III + Samyang AF 14mm f2.8 + Sony FE 12-24mm f4 G + Sony Vario-Tessar T* FE 16-35mm f4 ZA OSS + Sony FE 28mm F2 + Sony Zeiss Distagon T* FE 35mm f1.4 + Sony Zeiss Planar T* FE 50mm f1.4 + Sony Zeiss Sonnar T* FE 55mm f1.8 + Zhiyun Crane V2 3 Axis Gimbal Stabilizer + DJI Ronin S

Tele and Macro Setup
Shot with Sony A7s + Sony A7III + Canon EF 70-200 f2.8 L IS USM II + Canon EF 100-400mm f4.5–5.6L IS II USM + Canon EF 100mm Macro L IS USM + Canon EF 135mm f2 L + Sony FE 70-200mm f4 G OSS + Sony FE 85mm + Sony FE 90mm f2.8 Macro G OSS + Manfrotto Monopod

Timelapse Setup
Shot with Sony A7s + Sony A6000 + Laowa 15mm f4 Wide Angle Macro + Canon 16-35mm f2.8 L USM + 20mm f1.8 EF + Meike 12mm f2.8 + Manfrotto Befree

Timelapse and Underwater Setup
Sony RX100 V + Underwater Housing + GoPro Hero 6 + GoPro Clamp Mount + DiCaPac WP-S5

Drone Shot with DJI Mavic Pro + DJI Mavic 2 Zoom in 4K 30P

Edited and Graded in Lenovo ThinkPad W520 with Adobe Premiere Pro CC Editing Software + Macbook Pro 2016 MLH42 + iMac Pro 2017 with FCPX

A Cinematic Insightful Storyteller. We create cinematic film with Light, Motion, and Action. A video production and cinematic filmmaker based in Surabaya and Yogyakarta. Professional in motion picture and cinematography projects

Koen Cinema Indonesia adalah jasa pembuatan video company profile, video profil perusahaan, jasa pembuatan video CSR, jasa video dokumentasi event, jasa pembuatan video iklan, , videografer Surabaya, videografer Yogyakarta, videografer Jakarta, ph Surabaya, ph Yogyakarta, kualitas terbaik. video csr perusahaan. CSR Ekowisata Mangrove Kepiting, Ekowisata Mangrove Kepiting, Ekowisata Mangrove, video csr, contoh video csr

Comments are closed.